Image by Gerd Altmann from Pixabay
Pendahuluan
Dalam Ibadah Pantekostas-Karismatik kita sudah terbiasa melihat para hamba-hamba Tuhan melakukan penumpangan tangan kepada jemaat dalam pertemuan ibadah, apa maksud dari penumpangan tangan ini? apakah yang mereka kerjakan ini adalah suatu kebenaran? untuk mengetahui praktik ini adalah suatu kebenaran atau tidak maka kita perlu memperhatikan kebenaran firman Tuhan
Pembahasan
1 Timotius 5:21-22
21Di hadapan Allah, Kristus Yesus, dan malaikat-malaikat yang terpilih, saya minta dengan sangat supaya engkau menuruti petunjuk-petunjuk ini tanpa prasangka terhadap siapa pun, dan tanpa memihak-mihak. 22Janganlah terlalu cepat meletakkan tangan atas seseorang guna meresmikan pengangkatannya sebagai pelayan Tuhan. Kalau orang lain berdosa, jangan turut terlibat dalam dosa itu. Jagalah dirimu supaya tetap murni.
Dalam Konteks ayat di atas, penumpangan tangan di lakukan dalam proses pengangkatan seseorang untuk menjadi hamba Tuhan dan Paulus mengatakan bahwa dalam melakukan penumpangan tangan harus berhati-hati, mengapa harus berhati-hati? Karena Paulus telah mengajar kepada Timotius bahwa untuk menjadi pelayan Tuhan harus memiliki syarat tidak bercacat dalam dosa hal ini tertulis dalam 1 Timotius 3. Oleh karena itu penumpangan tangan harus berhati-hati supaya kita justru terlibat dengan dosa orang tersebut kekita kita menumpangkan tangan.
Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya, Ia juga tercatat melakukan penumpangan tangan kepada orang-orang, hal ini tentu tidak selalu di lakukan-Nya, namun peristiwa penumpangan tangan yang di lakukan Tuhan Yesus tercatat dalam Mat. 8:3, Mark. 1:41; 6:5, Luk. 4:40, Mark. 10:16.
Para rasul juga melakukan praktek penumpangan tangan dalam pelayanan mereka, peristiwa ini dapat di lihat di Mark. 16:17-18, Kis. 28:8, Kish. 8:17-18; 19:6, Tim. 4:14, Tim. 1:6, Kis. 13:1-3). Dari pelayanan ini bisa kita lihat bahwa para rasul melakukan penumpangan tangan, artinya penumpangan tangan dalam alkitab adalah hal yang wajar dan alkitabiah.
Praktik penumpangan tangan yang di lakukan di gereja-gereja memiliki landasan alkitabiah tapi juga bukan suatu perintah mutlak, karena ia bukan suatu perintah yang harus di laksanakan maka sebenarnya tidak ada masalah jika tidak melakukan penumpangan tangan, tidak di lakukan maupun melakukannya keduanya tidak melanggar firman Tuhan.
Meskipun penumpangan tangan adalah perbuatan yang alkitabiah, alkitab mengenali praktek pelayanan ini, ada satu hal yang menjadi perhatian saya terhadap penumpangan tangan Pantekosta-Karismatik. Mengapa perhatian saya tertarik pada perihal ini? karena penumpangan tangan Pantekosta-Karismatik memiliki ciri khas yang dapat di lihat. Siapa saja jika ia seorang kristen maka ia pasti tau ini pasti Pantekosta-Karismatik, mengapa demikian?
Ketika seorang pelayan Tuhan yang akan menumpang tangan kepada para jemaat, dengan tujuan untuk mengurapi jemaat itu dengan Roh Kudus, seperti yang tertulis pada Kis. 8:17-18, maka ciri khas urapan dari Pantekosta-Karismatik langsung termanifestasi, seperti jemaat terjatuh, terpelanting, menangis dan sebagainya, hal ini lah yang menjadi perhatian saya, dan saya sudah membahas mengenai persoalan ini di artikel ini (Alkitabiahkah Urapan Roh Pentakosta-Karismatik?)
Manifestasi-manifestasi yang terjadi sesudah penumpangan tangan membuat saya ingin keluar dari persekutuan tersebut, karena sangat melenceng dari kebenaran firman Tuhan, tidak mungkin manifestasi Roh Kudus terlihat begitu mirip seperti orang yang sedang kesurupan, dan bahkan mirip juga dengan praktisi kundalini, ketika kundalini di aktifkan dalam diri seseorang maka ia memiliki manifestasi yang sama dengan apa yang terjadi di gereja-gereja seperti Pentakosta-Karismatik, sehingga bagi beberapa kelompok orang kristen. Urapan Pentakosta-Karismatik itu sebenarnya bukan dari Roh Kudus tetapi berasal dari roh kundalini. Untuk Persoalan Kundalini dan Pantekosta-Karismatik anda bisa belajar dari Pdt. MYM dalam video Youtubenya, linknya sudah saya sertakan di sini (Apa Itu Kundalini? Pendeta Karismatik Pakai Kundalini?)
Tags
gereja