Pendahuluan
Penginjilan adalah salah satu bagian pelayanan dalam Kekristenan, gereja bisa berdiri hingga saat ini dengan jumlah yang sangat banyak merupakan hasil dari pelayanan ini. Gereja juga tentu melakukan penginjilan karena penginjilan adalah suatu perintah Tuhan yang harus kita lakukan demi membawa banyak jiwa kepada Kristus, supaya banyak orang beroleh keselamatan kekal dan bukan kematian kekal. Saya tidak terlibat di dalam pelayanan ini karena penginjilan ini adalah karunia khusus yang di berikan Kristus, sehingga memang tidak semua orang harus menginjil, namun saya ingin membahas penginjilan yang di lakukan di gereja-gereja lokal yang saya tempati, praktik penginjilan mereka menarik perhatian saya untuk di bahas pada artikel ini.
Pembahasan
Penginjilan Menurut Alkitab
Penginjilan adalah suatu perintah langsung dari Tuhan Yesus yang di lontarkan kepada murid-murid-Nya, peristiwa ini tercatat pada Matius 28:19-20, demikian firman Tuhan:
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Tuhan Yesus menghendaki semua bangsa di dunia ini menjadi murid-murid-Nya, dari sini dapat kita pahami bahwa Tuhan mengasihi umat manusia, Ia tidak ingin umat manusia menerima hukuman kekal di api neraka, justru Tuhan menginginkan kita semua beroleh selamat, masuk kedalam kerajaan Allah di sorga.
Selain pemuridan, pelayanan penginjilan juga berbicara mengenai pelayanan baptisan, baptisan harus menjadi bagian dari penginjilan, jika penginjilan tidak di sertai dengan baptisan air maka penginjilan tersebut kurang lengkap. Dalam kekristenan, baptisan air menjadi suatu masalah karena ada yang menganggap harus di baptis selam dan ada yang menganggap di percik, dan ada yang menganggap harus orang dewasa yang di baptis, ada juga pihak yang menganggap bahwa semua orang dalam segala usia boleh di baptis, orang-orang kristen ribut soal permasalahan ini, namun yang terpenting menurut saya ialah, setidaknya gereja melakukan baptisan di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, di dalam ketiga-Nya yang esa, karena ini adalah perintah Kristus, sedangkan kita ketahui sendiri ada Bidat oneness yang hanya mengatakan cukup dalam nama Yesus saja, tentu ini adalah penyimpangan dari perintah Kristus.
Mengapa cukup pakai nama Yesus saja sudah cukup merupakan suatu penyimpangan? hal ini karena bertolak belakang dengan perintah Tuhan Yesus, Tuhan Yesus sudah dengan jelas mengatakan bahwa harus di baptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, ketiga pribadi tersebut harus dilibatkan dalam baptisan.
Perihal mengenai baptisan itu apakah harus di selam atau di percik, Tuhan Yesus tidak memberikan perintah spesifik mengenai detail praktiknya seperti apa, Tuhan Yesus hanya memerintahkan untuk membaptis orang-orang yang percaya. Kata Baptis dalam bahasa Yunani yang terdapat dalam ayat tersebut adalah baptizo dan artinya ialah;
1. to dip repeatedly, to immerse, to submerge (of vessels sunkn)
2. to cleanse by dipping or submerging, to wash, to make clean with water, to wash one's self, bathe
Jika kita menterjemahkannya kedalam bahasa indonesia maka artinya adalah:
1. untuk mencelupkan berulang kali, untuk membenamkan, untuk menenggelamkan
2. membersihkan dengan mencelupkan atau merendam, membasuh, membersihkan dengan air, membasuh diri, mandi
Berdasarkan terjemahan tersebut maka baptisan itu tidak harus di selam seperti yang di yakini oleh aliran Pentakosta-Karismatik, karena jika kita merujuk kepada terjemahannya maka mandi pun bisa di masukkan kedalam praktik baptisan, jadi ada banyak cara dalam baptisan air ini, jika ada yang hanya berpatokan baptisan selam maka ia melupakan terjemahan ini.
Lantas bagaimana dengan subjek yang akan di baptis, siapa yang bisa di baptis? apakah hanya orang dewasa saja yang boleh? apakah anak-anak dan balita tidak di perbolehkan? tidak ada ayat yang melarang mereka untuk di baptis, Tuhan Yesus sendiri menyambut anak-anak kecil
Matius 19:14 TB
Tetapi Yesus berkata: ”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”
Tuhan Yesus saja menyambut anak-anak kecil, masakan gereja menolak anak-anak kecil untuk datang kepada Kristus? justru Tuhan Yesus mengatakan bahwa biarkan mereka datang kepada-Nya. Jadi dalam perihal baptisan, anak-anak tidak di larang untuk di baptis karena mereka sendiri di sambut oleh Kristus, jadi jangan ada gereja yang menghalang-halangi mereka, biarkan mereka datang kepada Kristus, biarkan mereka di baptis. Bukankah Kristus memerintahkan untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya? Tuhan Yesus menghendaki semua bangsa menjadi murid-murid-Nya, Ia menghendaki umat manusia selamat semuanya, karena Ia menghendaki semua bangsa selamat maka seharusnya anak-anak tidak di larang dalam baptisan, jika kita melarangnya maka kita sedang menghalang-halangi anak-anak tersebut.
Penginjilan Gereja
Dalam penginjilan yang di lakukan di gereja lokal yang biasa saya tempati mereka selalu mengajak jemaat untuk menginjil, hal ini karena mereka menganggap bahwa tugas penginjilan bukan hanya tugas hamba Tuhan tetapi juga tugas jemaat, sehingga di depan mimbar mereka mengajak jemaat dengan suara yang lantang untuk menginjil, lantas apakah perihal ini adalah alkitabiah?
Efesus 4:11-16 menjelaskan bahwa penginjil adalah jabatan rohani yang di berikan Kristus kepada gereja untuk melengkapi tubuh Kristus, tujuannya adalah untuk pembangunan tubuh Kristus. Berdasarkan ayat ini,
penginjil adalah orang-orang yang di karuniai Tuhan karena di katakan bahwa "Dan Ialah yang memberikan..." jadi jabatan-jabatan rohani ini di berikan artinya karunia yang dari Kristus, jadi sungguh tidak alkitabiah jika ada hamba Tuhan yang mengajak semua jemaat untuk menginjil, karena penginjil adalah karunia yang kristus berikan kepada gereja, karunia ini diberikan kepada orang-orang tertentu karena di katakan adalah "untuk memperlengkapi orang-orang kudus" karena untuk memperlengkapi gereja maka tidak semua orang jadi penginjil, namanya saja sudah pelengkap, penginjil itu pelengkap gereja, jadi akan hanya ada beberapa orang saja yang akan mendapatkan karunia ini.
Paulus dalam 1 Korintus 12:29-30 mengajarkan kepada jemaat di Korintus perihal karunia-karunia roh kudus, di katakan bahwa "adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?" Paulus mempertanyakan hal ini kepada jemaat di Korintus, kembali pertanyaan ini masih relevan untuk di lontarkan untuk gereja masa kini, adakah mereka semua mendapat karunia untuk menjadi pemberita injil? Paulus mengatakan dalam ayatnya yang ke 7 "Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama." Lalu dalam ayatnya yang ke 8 di katakan "Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Paulus telah menjelaskan bahwa setiap orang memiliki karunia-karunia yang berbeda, tidak semua harus sama. Bertentangan dengan ajaran gereja yang harus menjadikan semua jemaatnya sebagai penginjil, karena kita sudah ketahui bahwa penginjil itu juga karunia jika perhatikan dalam Efesus 4:11-16.
Jika semua orang menjadi penginjil? maka siapakah yang menjadi pengajar? siapakah yang akan membaptis? siapakah yang akan mengambil bagian dalam pelayanannya masing-masing? seperti berbahasa roh, menafsirkannya, siapa yang akan menyembuhkan? siapa yang akan berkata-kata dalam hikmat? Paulus sendiri telah mengajarkan, tidak semua orang di dalam persekutuan memiliki peranan yang sama, masing-masing memiliki peran yang berbeda, jadi ajakan untuk menginjil kepada seluruh jemaat adalah penyimpangan.
Dalam penginjilan Tuhan Yesus memerintahkan untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-muridnya, namun dalam beberapa gereja lokal yang saya kunjungi, mereka melakukan penginjilan yang salah dan kesalahan ini merupakan salah satu penyebab mengapa kekristenan tidak berkembang. Apa yang salah? salahnya ialah mereka menginjil di gereja yang mengalami kesusahan, biasanya gereja-gereja yang melayani di pulau-pulau. Mereka justru masuk kedalam gereja dan menginjil di sana, dan gereja yang di kunjungi juga gereja yang sama, merek yang sama. Jadi penginjilan mereka ini ialah penginjilan internal, mereka tidak berani keluar untuk melakukan penginjilan.
Penginjilan internal yang di lakukan mereka inilah suatu kesalahan fatal yang menarik perhatian saya, mengapa? sudah jelas Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa injil itu harus di beritakan kepada segala bangsa karena Ia menghendaki semua bangsa beroleh selamat. Namun gereja justru menginjili kembali orang-orang yang sudah menjadi pengikut Kristus, bukankah ini kesalahan? mengapa gereja justru menginjili mereka kembali? bukankah mereka telah menerima Kristus sehingga persekutuan jemaat bisa berdiri? inilah anehnya penginjilan yang di lakukan mereka. Injil itu justru hanya di sebarkan kepada mereka yang sudah percaya, mereka tidak menyebarkan injil itu kepada orang-orang yang belum menerima Kristus.
Saya tidak mengerti, mengapa gereja melakukan penginjilan terhadap mereka yang telah percaya, apakah ini benar-benar penginjilan yang dilakukan? atau ini hanya sekedar healing dengan alasan penginjilan? atau karena memang mereka salah langkah? jika injil hanya untuk kalangan kristen saja ya maka pelayanan penginjilan gereja tersebut menjadi sia-sia dan merupakan suatu kesalahan, karena injil itu seharusnya di terima oleh segala bangsa, kepada mereka yang belum percaya, jika mereka percaya maka di baptis dan di muridkan.
