Pendeta Mengusir Jemaat, Alkitabiahkah?

Image by Claudia from Pixabay


Pendahuluan

Selama saya menjadi orang kristen, ada begitu banyak persoalan yang terjadi di dalam persekutuan umat percaya, banyak persoalan yang saya dengar dan bahkan saya alami sendiri. Salah satu persoalan yang terjadi di dalam persekutuan umat percaya adalah perihal seorang hamba Tuhan yang mengusir jemaat, persoalan ini memang tidak saya lihat dengan mata saya secara langsung, saya hanya mendengar dari pembicaraan banyak jemaat maupun hamba-hamba Tuhan. Terlepas ada tidaknya perihal pengusiran ini, apa respon alkitab mengenai jemaat yang di usir oleh gembala sidang lokal?

Pembahasan

Efesus 4:11-16 menjelaskan bahwa jabatan kerohanian seperti rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar adalah jabatan rohani yang merupakan karunia yang di berikan oleh Kristus, tujuan di berikannya jabatan-jabatan rohani ini ialah untuk melayani, untuk membangun tubuh Kristus. Berdasarkan ayat tersebut maka tidak di benarkan jika ada seorang hamba Tuhan yang dengan beraninya mengusir jemaat Tuhan, karena jika mereka melakukan demikian maka mereka tidak membangun tubuh Kristus, tetapi mereka justru meruntuhkan tubuh Kristus, justru mereka menhancurkannya.

2 Timotius 2:24-26 menjelaskan bahwa seorang hamba Tuhan itu tidak boleh bertengkar, jika ada konflik antara gembala dan jemaat maka konflik harus di selesaikan di dalam kasih Kristus, dan seharusnya konflik itu tidak boleh ada baik siapapun yang memulainya apa lagi melibatkan hamba Tuhan, karena hamba Tuhan itu tidak boleh bertengkar, jika ada hamba Tuhan yang bertengkar maka ia telah berdosa.

"Tetapi harus ramah terhadap semua orang" seorang hamba Tuhan harus memiliki sikap yang ramah, tidak boleh menimbulkan pertengkaran. Jika ada seorang hamba Tuhan yang memiliki sikap pemarah dan tidak bertobat maka ia sedang melanggar ketetapan ini, apalagi amarahnya itu membuat konflik di kalangan jemaat Tuhan, ia adalah hamba Tuhan yang cacat di dalam dosa, sedangkan Paulus sendiri mengatakan bahwa hamba Tuhan itu tidak boleh bercacat di dalam dosa 1 Timotius 3.

"Ia harus cakap mengajar" di dalam sebuah konflik yang terjadi, seorang hamba Tuhan di harapkan untuk menyulut emosinya, ia justru harus mengajar jemaat yang terlibat itu, ajaran harus di berikan dan bukannya malah ikut marah-marah sehingga mengusir jemaat dengan semena-mena. Semakin di jelaskan lagi bahwa hamba Tuhan harus sabar, ia harus lemah lembut menuntun orang yang suka melawan.

Terlepas dari ada tidaknya mengenai seorang hamba Tuhan yang mengusir jemaat hanya karena sebuah konflik, tidak dapat dibenarkan jika hamba Tuhan tersebut mengusir mereka, justru hamba Tuhan itu harus mengajarnya dengan cakap sehingga konflik dapat terhindarkan dan seharusnya hamba Tuhan dapat bersabar dan tidak menyulut emosinya, maka berdasarkan ini seorang hamba Tuhan juga tidak dapat di benarkan jika ia seorang pemarah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak