Eksposisi Wahyu 22:18-21
Pendahuluan
Wahyu 22:18-21 merupakan bagian terakhir dari kitab suci dan ayat ini juga merupakan salah satu ayat yang jarang sekali dikotbahkan di mimbar-mimbar pada umumnya, saya tidak mengerti mengapa sampai saat ini gereja belum menjelajahi firman sepenuhnya, ada ayat-ayat yang sering di beritakan dan juga ada banyak ayat-ayat yang di lupakan, sehingga kurang lengkap pengajaran yang di berikan kepada jemaat, padahal pengajaran itu sangat penting sekali untuk di lakukan kepada jemaat.
Oleh karena itu, artikel ini akan melengkapi kekurangan-kekurangan gereja dan memberikan pengajaran kepada jemaat-jemaat Allah, dan di harapkan kepada kita semua untuk tidak melupakan ayat-ayat firman Tuhan yang tidak pernah tersentuh di mimbar maupun di ibadah manapun.
Pembahasan
Jika ada yang menambahkan perkataan nubuatan yang tertulis dalam kitab suci ini terutama dalam kitab Wahyu maka Tuhan akan menambahkan malapetaka-malapetaka kepadanya. Nubuatan akhir zaman sudah berakhir pada kitab Wahyu dan tidak ada lagi penambahan nubuatan, namun kebanyakan orang kristen mengaku memiliki karunia kenabian sehingga mereka bernubuat seenak jidatnya.
Mereka menambah-nambahkan nubuatan yang seharusnya telah berakhir di kitab Wahyu, namun mereka berani mengklaim dengan mengatakan saya mendengar suara Tuhan, saya mendapat ilham dari Tuhan, ketahuilah bahwa klaim tersebut hanyalah klaim sepihak yang bertentangan dengan tulisan akhir dari kitab Wahyu ini dan tentu karena mereka menambahkan nubuatan-nubuatan kitab Wahyu maka mereka akan menerima malapetaka yang datang dari Allah, maka sudah pasti mereka inilah nabi-nabi palsu yang harus kita hindari.
Herannya gereja memberi panggun terhadap orang-orang yang semacam ini padahal kita telah di beri peringatan dari Yohanes, namun orang kristen masa kini sangat membandel dengan membiarkan mereka memiliki panggung di gereja, akibatnya banyak nabi-nabi palsu yang menjamur dan bertambah banyak. Salah satu nabi palsu yang populer adalah pendeta yang berusaha menghalau covid-19 dengan menggunakan nama Tuhan Yesus, dan bersaksi mendapatkan vision dari Allah, kita pasti tahu siapa pendeta yang kita bicarakan ini.
Kehadiran pendeta ini merupakan bukti bahwa nabi-nabi palsu itu sangat menjamur di gereja dan di biarkan begitu saja, bahkan seolah-olah gereja memelihara mereka-mereka ini. Sejauh ini pendeta yang gagal dalam bernubuat soal covid tersebut sampai sekarang tidak lagi terdengar kabarnya, tentu saja kredibilitasnya tergerus karena kelakuannya sendiri, seorang nabi palsu menelanjangi dirinya di muka publik. Tentu karena mereka menambah-nambahkan nubuatan maka nubatan yang terucap dari mulut mereka pastilah tidak ada yang berhasil, karena nubuatan-nubuatan tersebut di penuhi dengan kepalsuan, bukan berasal dari kehendak Tuhan.
Ulangan 4:2 mengatakan bahwa firman Tuhan tidak boleh di tambahi dan juga di kurangi, maka penambahan dan pengurangan yang di larang ini tidak hanya berlaku bagi kitab Wahyu saja, tetapi kepada seluruh kitab suci dari Kejadian hingga kitab Wahyu tidak boleh di tambah-tambahkan, di kurang-kurangi juga tidak boleh, apa yang ada itulah firman Tuhan.
Amsal 30:6 jika kita menambahi firman Tuhan maka kita akan di tegurnya dan kita di anggap sebagai pendusta, tentulah kita akan menjadi pendusta karena kita menuduh firman Tuhan yang sebenarnya firman tersebut tidak ada namun kita buat seolah-olah menjadi ada, itu adalah dusta. Maka jika kita mengurangi kebenaran firman Tuhan tidak lain lagi bahwa kita sedang berbohong, menutupi sebuah kebenaran yang harusnya nampak terlihat namun karena kita menguranginya maka kita sedang membuat firman itu menjadi rahasia.
Banyak pengajar-pengajar yang menambah-nambahi firman Tuhan seperti yang ada di pentakosta dengan menambahkan tidak boleh merokok, padahal tidak ada larangan tersebut tertulis di alkitab, namun aliran ini dengan berani menambahkannya dan mengajarkannya kepada jemaat. Mereka selalu punya slogan yang berkata “firman Tuhan selalu baru setiap hari” hal ini biasa saya dengar ketika saya belajar firman Tuhan di sekolah teologi, mereka meyakini ada penambahan firman.
Banyak juga yang mengurang-ngurangi kebenaran firman Tuhan, ada banyak firman yang tidak pernah tersentuh di mimbar, kitab Wahyu adalah salah satu kitab yang jarang dan bahkan tidak pernah di bahas. Surat Yudas bahkan tidak pernah sama sekali mendapat sentuhan di mimbar, surat Yohanes juga termasuk jarang di bahas, dan surat-suratan lainnya dalam perjanjian baru sangat banyak yang terlewatkan untuk di bahas, bahkan termasuk juga dalam kitab-kitab perjanjian lama, banyak hal yang terlewatkan di dalamnya untuk di ajar.
Karena persoalan ini maka pengajaran pun menjadi tidak lengkap karena adanya penambahan sepihak dan pengurangan kebenaran firman Tuhan, selain itu jemaat juga menjadi tidak banyak mengerti karena gereja tidak menjelajahi firman Tuhan secara utuh, hal ini terjadi karena firman Tuhan yang di kotbahkan tidak memiliki perencanaan yang matang dan tipikal kotbah yang suka mencomot-comot ayat sana sini tanpa memperhatikan konteks, hal-hal ini menjadi persoalan sehingga banyak firman yang belum tersentuh sepenuhnya.
Penutup
Marilah kita waspada terhadap pengajar mimbar di gereja lokal kita, jika pengajar-pengajar tersebut menambahkan kebenaran firman Tuhan maka ia adalah pendusta berdasarkan Amsal 30:6 dan dengan demikian maka orang-orang tersebut adalah guru-guru palsu karena yang di ajarkan adalah dusta. Terhadap mereka kita harus waspada, jangan menerima ajarannya karena ajaran mereka bukan kebenaran melaikan penyesatan secara sunyi.
Kita juga perlu memperhatikan bagian-bagian kebenaran firman Tuhan yang tidak pernah tersentuh di mimbar-mimbar pada umumnya, kita harus melengkapi pengajaran di jemaat dengan menyentuh firman tersebut, supaya tidak ada ketetapan-ketetapan yang kita langgar, supaya tidak ada malapetaka-malapetaka yang akan di tambahkan kepada kita.
