Image by Juraj Varga from Pixabay
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 adalah momen-momen di mana umat manusia di seluruh dunia terancam dalam segala aspek, aspek ekonomi, aspek pekerjaan, aspek kesehatan, dan bahkan nyawa menjadi taruhan karena virus ini dapat membunuh, dan karena kemampuannya dalam membunuh pandemi ini memberikan ketakutan kepada siapa saja di dunia ini, termasuk di dalamnya yaitu umat-umat yang percaya. Banyak sekali umat kristen yang takut pada pandemi ini, bahkan ketakutan ini juga menghantui para hamba-hamba Tuhan, sehingga ada gereja yang di tutup pada masa itu dan gereja juga melakukan ibadah online untuk menghindari virus yang menakutkan ini.
Isi
Dalam kekristenan, ada kelompok-kelompok kristen yang percaya akan kesembuhan ilahi, mereka percaya bahwa mujizat Yesus masih ada hingga saat ini oleh karena itu mereka meyakini dengan teguh terhadap kuasa kesembuhan ilahi. Namun pada kenyataannya gereja-gereja yang meyakini akan kesembuhan ilahi justru takut terhadap covid-19, mereka yang awalnya mengandalkan kuasa kesembuhan ilahi kini semua berbondong-bondong mendapatkan jatah vaksinasi, iman yang sebelumnya mereka pegang teguh langsung ditinggalkan karena ketakutan. Yang biasanya kuasa kesembuhan ilahi terjadi pada KKR, kini semua sirna karna banyak hamba-hamba Tuhan tidak berani untuk mengadakan KKR,
Stephen Tong dengan suara lantang menantang para pendeta yang mengklaim bahwa mereka ada kuasa yang mampu mengadakan mujizat, pendeta superpower ini di tantang untuk mengadakan KKR secara besar-besaran undang banyak orang pada masa itu, namun tidak ada satu orang pun pendeta superpower yang berani untuk mengadakan KKR kesembuhan ilahi secara besar-besaran. Covid-19 memaksa mereka untuk meninggalkan iman mereka yaitu kuasa kesembuhan ilahi, dan akhirnya memang benar mereka tinggalkan itu semua pada masa itu, tidak terdengar seruan KKR, tidak ada gereja yang berani mengadakannya, semuanya bersembunyi di dalam ketakutan, meninggalkan imannya terhadap kuasa kesembuhan ilahi.
Mereka yang biasanya menghakimi jemaat karena kurang beriman sehingga tidak terjadi kuasa kesembuhan ilahi, kini justru mereka yang meninggalkan iman tersebut, jadi sebenarnya disini yang salah siapa? jemaat atau hamba-hamba Tuhan tersebut? tentu yang salah ialah hamba-hamba Tuhan tersebut, mengapa? karena jika apa yang imani itu adalah suatu kebenaran maka seharusnya mereka tidak meninggalkan apa yang mereka imani, tapi pada kenyataannya banyak yang meninggalkan iman mereka. Bukankah seharusnya pada kesempatan pandemi tersebut, pendeta yang penuh kuasa ini seharusnya memiliki panggung atau kesempatan untuk menunjukkan kepada banyak orang mengenai kuasa Roh Kudus? mengapa justru mereka malah minggat dari iman mereka sendiri? apakah karena apa yang mereka imani adalah sebuah penyesatan? dan karena Covid-19 membongkar penyesatan ini sehingga mereka pun meninggalkannya?
Saya justru semakin meyakini bahwa kesembuhan yang terjadi dalam KKR adalah kesembuhan yang palsu, penyesatan yang di tonjolkan dalam KKR tersebut, buktinya saja pendeta-pendeta ini tidak bisa mengadakan kuasa mujizat kesembuhan pada masa pandemi, mereka tidak bisa menyembuhkan orang-orang yang terbaring di rumah sakit. Derren Brown seorang pesulap pernah sekali membongkar trik-trik yang ada dalam setiap mujizat-mujizat yang terjadi dalam peribadahan maupun dalam KKR, anda bisa menyaksikan videonya di youtube.
Doktrin terhadap kuasa kesembuhan ilahi yang awalnya di anggap sebagai suatu kebenaran kini doktrin itu langsung di uji, pandemi Covid-19 mengujinya secara terang-terangan dan tanpa ampun, sehingga dengan pergerakan virus ini banyak yang akhirnya meninggalkan kuasa kesembuhan ilahi, karena terbukti doktrin ini adalah penyesatan. Yang semula jemaat di tuduh karena tidak memiliki iman karena kesembuhan tidak terjadi kini para pendeta tersebut di telanjangi oleh virus yang menakutkan ini.
Penutup
Pada akhirnya Covid-19 mengalahkan doktrin kuasa kesembuhan ilahi, covid-19 menang dalam pertempuran ini, dan doktrin kesembuhan ilahi ini pun teruji secara akurat dan kita bisa melihat hasilnya, covid-19 yang menang artinya kuasa kesembuhan ilahi adalah doktrin yang menyesatkan, doktrin yang menelan banyak korban di dalam jemaat, karena telah dituduh secara semena-mena karena tidak memiliki iman, sudah saatnya kita meninggalkan doktrin kuasa kesembuhan ilahi ini, karena ia telah di uji, dan di dalam ujiannya, ia telah gagal.
Tags
Apologet
