Covid-19 dan Gereja



Image by Rudy and Peter Skitterians from Pixabay


 Gereja adalah kumpulan umat-umat yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, dan di dalam persekutuan gereja ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan disana dengan satu tujuan yaitu untuk membangun iman, jadi gereja merupakan wadah bagi setiap umat untuk membangun imannya agar semakin hari semakin kuat. Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa waktu lalu menyerang kehidupan kita sebagai manusia, ia mengancam pekerjaan kita, mengancam perekonomian kita, ia mengancam kesehatan kita dan juga bahkan mengancam nyawa kita. Pada pembahasan kali ini, saya membahas mengenai sikap gereja yang tidak pantas saat pandemi covid terjadi, sikap tidak pantas apa yang di maksud disini:

Gereja Lari Dari Tuhan

Pada waktu pandemi merebak di seluruh dunia, dimana banyak negara melakukan lockdown dan melakukan protokol kesehatan yang ketat, gereja pada waktu itu lari dari kenyataan, gereja tidak hadir, ia takut akan pandemi ini, ini adalah pengalaman saya sebagai orang kristen. Dalam sebuah gereja yang biasa saya kunjungi, gereja ini tidak bisa bertahan ketika pandemi covid menggoncang, ada kira-kira satu bulan mungkin lebih gereja ini di tutup, jemaat pun tidak dapat beribadah, tidak dapat berkumpul di dalam persekutuan yang membangun iman.
Padahal di mimbar kita selalu di gembor-gembor oleh hamba Tuhan untuk jangan menjauhkan diri dari ibadah, padahal firman Tuhan sendiri mengatakan kepada kita bahwa jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah. Ibrani 10:25 memperingatkan kepada kita untuk tidak menjauhkan diri dari ibadah, tetapi kita justru harus semakin giat beribadah karena hari Tuhan yang makin dekat.
Paulus sendiri ia berpesan kepada Timotius untuk mengejar yang namanya peribadahan (1 Tim. 6:11), dua kali tercatat di dalam alkitab bahwa kita harus berbibadah, kita tidak boleh meninggalkan peribadahan kita dengan Tuhan semesta alam.
Titus 2:11-12 menjelaskan bahwa kasih karunia Allah yaitu keselamatan kita yang diberikan secara cuma-cuma harusnya mendidik kita untuk beribadah kepada-Nya. Pesan untuk beribadah tercatat di dalam kebenaran firman Tuhan, namun gereja yang harusnya mendidik para jemaat untuk beribadah justru menjurumuskan jemaat ke dalam jurang, ia justru meninggalkan jemaat di tengah-tengah kesesakan. Dalam penderitaan ia tidak berani hadir, pandemi Covid-19 justru menyingkirkan gereja-gereja yang tidak benar, ia membuka kepalsuan gereja-gereja yang menyesatkan ini.
Gereja hanya berani hadir dimana gereja dalam keadaan nyaman, tenang, tidak ada gangguan, disaat-saat inilah gereja berani dengan lantang mengajak jemaat untuk tetap beribadah, dengan tegas didepan mimbar berseru seolah-olah sedang di urapi Roh Allah dan mengajak jemaat untuk hadir di dalam persekutuan iman. Namun ketika kesesakan menghampiri, justru gereja yang awalnya gembar-gembor mengajarkan kepada jemaat untuk beribadah malah ia yang lari terbirit-birit, meninggalkan pertemuan ibadah, meninggalkan jemaat.

Saat-saat Tenang

Ketika Covid-19 telah berakhir akhirnya gereja berani muncul di permukaan, kembali melakukan pertemuan ibadah, kembali mengumpulkan para jemaat-jemaatnya. Tanpa rasa malu, dan tanpa ada perasaan bersalah gereja kembali dengan lantang menyerukan jemaatnya untuk hadir di dalam pertemuan ibadah, dengan tegas seperti penuh keyakinan, dengan seruan nyaring mendidik jemaat kembali untuk bersekutu di dalam persekutuan iman. Tentunya pada masa tenang ini, gereja kembali kepada sedia kala, tabiatnya yang lama kembali di perlihatkan. Saya sebagai orangkristen, saya belajar dari pengalaman, saya tidak lagi percaya terhadap gereja-gereja semacam ini, karena menurut saya gereja semacam ini justru sedang mengajarkan kemunafikan secara terang-terangan. Mengajak jemaat untuk beribadah tetapi ia sendiri lari dari pertemuan ibadah, mengajak jemaat untuk menghadapi persoalan dengan iman, justru gereja lari dari masalah tersebut, tenggelam didalamnya dan tidak berani keluar. 
Pandemi Covid-19 sedang menelanjangi gereja-gereja semacam ini, ia sedang menunjukkan wujud kemunafikan yang ada didalamnya. Meskipun secara jasmani pandemi Covid-19 merugikan kita, namun secara kerohanian pandemi Covid-19 ini sedang menunjukkan kepada kita gereja mana saja yang benar dan gereja mana yang tidak benar, gereja mana yang setia dalam beribadah, dan mana yang tidak setia, ia menunjukkan gereja mana yang meninggalkan Tuhan, dan gereja mana yang tidak meninggalkan Tuhan.

Dan saya, dalam pengalaman saya sebagai orang kristen, saya telah melihat ada gereja yang dengan berani, secara terang-terangan meninggalkan Tuhan, meninggalkan umat Tuhan ditengah-tengah persoalan dunia pada saat itu. Gereja itu seharusnya menjadi wadah bagi jemaat untuk membangun iman di tengah-tengah kesulitan namun gereja tersebut justru meninggalkannya, ia meninggalkan jemaat-jemaat Allah terpontang-panting di masa kesesakan.

Dalam Efesus 4:1-16 diajarkan bahwa tubuh Kristus atau gereja (jemaat) harus mencapai kepada kesatuan iman, bertumbuh yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus, gereja adalah wadah bagi jemaat untuk bertumbuh didalam iman, namun karena gereja telah meninggalkan Tuhan, ia telah meninggalkan jemaat, maka jemaat tidak dapat bertumbuh di dalam iman, penghambatan terjadi dan pelakunya ialah gereja itu sendiri. Para hamba-hamba Tuhan yang mengklaim bahwa dirinya di urapi oleh Roh Allah, tetapi justru ia lari dari kesesakan, ia justru meninggalkan domba-domba Allah yang harusnya di urus untuk membangun iman jemaat.

Inilah wajah gereja yang sebenarnya, gereja itu munafik, gereja itu juga dengan berani meninggalkan Tuhan, meninggalkan jemaat-Nya, gereja itu sedang menghambat pertumbuhan iman jemaat. Gereja tidak berani mengajarkan kepada jemaat secara langsung bagaimana caranya untuk bertahan dari kesesakan, mereka hanya berani mengajarnya di depan mimbar, dan takut memberikan contoh langsung di hadapan jemaat. Gereja semacam ini dapat menghambat iman kita, oleh karena itu karena kita ingin membangun iman yang benar maka sebaiknya kita pergi dari gereja yang semacam ini. Jika gereja sendiri boleh lari dari hadapan Tuhan, tentu kita juga boleh lari dari hadapan gereja ini, karena gereja ini menghambat pertumbuhan rohani kita, dan tidak memiliki kesetiaan didalam melayani Tuhan, tidak ada kesetiaan didalamnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak