Ibadah Gereja Masa Kini

Image by Ri Butov from Pixabay
 

Ibadah Gereja Masa Kini

 

Pendahuluan

Ibadah adalah praktik keagamaan dalam kekristenan yang harus di lakukan, ibadah harus hadir karena itu adalah kewajiban (Ibr. 10:25). Justru kita harus semakin giat dalam menjalankan ibadah karena waktu kedatangan Tuhan semakin dekat. Oleh karena itu gereja pun melakukan peribadahan dan berusaha untuk tidak meninggalkannya.

 

Namun apakah ibadah-ibadah yang kita lakukan ini berdasarkan kebenaran firman Tuhan? Atau hanya berdasarkan ajaran manusia? Mengingat ibadah dari setiap denominasi gereja itu berbeda-beda maka dari sini sudah jelas bahwa ibadah-ibadah yang kita jalani ini bukan berasal dari kebenaran firman melainkan berasal dari pengajaran manusia.

 

Hal ini menimbulkan banyak sekali keresahan yang ada selama saya menjadi orang kristen, karena saya hanya melihat mereka beribadah berdasarkan pengajaran manusia dan keinginan mereka masing-masing, masalahnya ialah mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu adalah sebuah kebenaran, namun kenyataannya alkitab sendiri tidak mendukung peribadahan yang mereka lakukan, hal ini menjadi keresahan bagi saya apalagi cara mereka beribadah harus juga saya ikuti seperti yang mereka lakukan.

Pembahasan

Matius 15:8-9 Tuhan Yesus menyatakan keluh kesahnya dengan mengatakan bahwa umat-Nya memuliakan Tuhan dengan bibirnya tetapi hatinya jauh daripada-Nya. Mereka beribadah namun landasan mereka ialah perintah manusia, mereka telah percuma beribadah kepada Tuhan karena ajaran manusia yang menjadi utama.

 

Banyak orang kristen yang beribadah kepada Tuhan Yesus tetapi mereka tidak memiliki buah roh dalam Galatia 5:22-23, mereka menyembah Tuhan dengan bibir-Nya tetapi hatinya masih hidup di dalam dosa, masih melahirkan perbuatan-perbuatan daging Galatia 5:19-21. Tuhan Yesus mensesalkan karena manusia lebih bergantung kepada ajaran manusia sehingga mereka telah percuma dalam beribadah kepada Tuhan, karena mereka tidak berpegang kepada kebenaran.

 

Begitu banyaknya model ibadah yang ada menunjukkan bahwa ibadah yang ada di setiap gereja-gereja itu merupakan hasil dari pengajaran manusia, kita beribadah berdasarkan tuntutan manusia dan kita harus melaksanakannya seolah-olah itulah suatu kebenaran, padahal firman Tuhan tidak mengajarkan demikian.

 

Saya sebagai orang kristen yang di besarkan dari aliran pantekosta tentulah memiliki banyak sekali keresahan-keresahan karena aliran ini telah menyimpang dari kebenaran dan mereka tidak pernah kembali kepada kebenaran tersebut karena mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu adalah suatu kebenaran.

 

Persoalan Waktu

Kebiasaan beribadah pada hari minggu pukul 10.00 WIB membuat pemikiran umat kristen dan hamba-hamba Tuhan menganggap bahwa kita harus hadir pada waktu itu juga untuk merasakan hadirat Tuhan, tentu ajaran ini bertentangan dari kebenaran firman Tuhan.

 

2 Korintus 6:16 menjelaskan bahwa kita adalah bait Allah dan Allah diam bersama-sama dengan kita maka dengan demikian kita bisa beribadah kepada Allah di mana saja, tidak seharusnya di kekang oleh ruang dan waktu, namun kehadiran gereja dalam bentuk gedung membuat ibadah kita di kekang oleh ruang dan waktu. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa penyembah-penyembah yang benar tidak lagi terkekang oleh ruang maupun waktu (Yoh. 4:23). Ibadah semacam ini membuat kita menjadi penyembah-penyembah yang menyimpang dari kebenaran karena kita telah menganggap bahwa kita harus ke gereja “gedung” untuk merasakan hadirat Tuhan, padahal hadirat Tuhan itu ada di setiap kita, ini adalah penyesatan yang pada akhirnya membuat orang kristen berpikir bahwa gereja “gedung” adalah rumah Allah dan di anggap suci.

 

Jika kita tidak hadir dalam pertemuan ibadah maka kita di anggap jauh dari hadirat Tuhan, ada banyak sekali kotbah-kotbah yang seperti itu di lontarkan dari mimbar, penyesatan sungguh terjadi. Jika kita tidak hadir maka kotbah-kotbah dengan nada ancaman pasti di keluarkan supaya banyak jemaat yang datang beribadah. Ancaman-ancaman tersebut membuat pembatasan dalam peribadahan, yang seharusnya kita penyembah dalam roh, malah menjadi penyembah di dalam daging mengapa? Karena daging sifatnya terbatas, ia di batasi, sedangkan roh tidak terbatas, ia tidak dapat di batasi.

 

Karena kebiasaan beribadah pada hari minggu maka hari minggu di anggap sebagai hari yang kudus, dan bahkan ada hamba Tuhan yang mengajarkan bahwa kita tidak boleh terlambat untuk datang beribadah, kita harus datang tepat waktu bila perlu kita harus datang jauh lebih awal karena Allah telah hadir di gereja “gedung” dan menjadi perilaku yang tidak hormat jika kita datang terlambat. Sungguh sebuah penyesatan, karena tidak tertulis di alkitab bahwa kita beribadah di batasi oleh ruang dan waktu, dan menjadi berdosa jika kita datang terlambat, doktrin yang menyesatkan di ajarkan dan di praktekkan.

 

Tidak seharusnya kita beribadah di batasi oleh ruang dan waktu, seharusnya biarlah dalam beribadah kita di tuntun oleh Roh Kudus, tuntunan-Nya menjadi sangat penting dari pada liturgi manusia yang menyesatkan, karena liturgi tersebut hanyalah berisi aturan-aturan manusia.

 

Sudah seharusnya kita beribadah berdasarkan pengajaran rasul Paulus yang tertulis dalam 1 Korintus 14:26-40, kita seharusnya beribadah berdasarkan karunia yang telah di berikan kepada kita sehingga dengan demikian maka kita memiliki perannya masing-masing dalam beribadah dan dengan demikian maka jemaat tidak lagi pasif dalam beribadah, namun liturgi manusia membuat banyak jemaat menjadi pasif dan karunia roh tidak dapat bermanifestasi karena semuanya berlandaskan kepada ajaran manusia dan bukan bimbingan Roh., gereja telah kehilangan jati dirinya.

 

Persoalan Sikap

Karena gereja beribadah berdasarkan liturgi buatannya dan tidak berdasarkan ajaran rasul Paulus perihal kegiatan ibadah maka gereja mematikan peran jemaat dalam beribadah, mematikan karunia Roh, mematikan Roh dan mengandalkan kedagingan mereka. Jemaat pun beribadah berdasarkan keinginan hatinya, jika tidak maka akan di tegur dan mungkin akan ada kotbah yang nadanya mengancam jemaat.

 

Saya yang biasa di besarkan oleh pantekosta maka saya di tuntut untuk bertepuk tangan oleh orang tua ketika hendak memuji Tuhan, padahal tidak ada perintah Tuhan untuk memuji Tuhan dengan menepuk tangan, namun manusia menambahkan ajaran, manusia membuat ibadah versinya sendiri dan dengan demikian orang tua saya selalu menuntut saya untuk bertepuk tangan, saya selalu tidak mau karena beribadah semacam demikian bukanlah sebuah kebenaran karena tuntutan manusia dan bukan firman Tuhan.

 

Orang tua selalu menuntut anak-anaknya untuk fokus dalam ibadah, menjauhkan smartphone dari tangan ketika beribadah, padahal jika saya memperhatikan hamba-hamba Tuhan, mereka sendiri tidak fokus dalam beribadah, mereka asyik dengan dunianya, memainkan smartphone, gadget di genggamannya padahal di tengah-tengah pujian. Sungguh dunia yang terbalik, sungguh ibadah yang di jalankan hanyalah berdasarkan keinginan manusia. Saya selalu di tuntut untuk bernyanyi, melakukan apa yang harus di lakukan seperti apa yang di tuntut oleh Worship Leader, saya tidak pernah menyukai ibadah semacam ini karena ini bukanlah kebenaran, ibadah semacam ini mematikan manifestasi karunia Roh.

 

Ibadah-ibadah yang kita lakukan hanyalah berdasarkan tuntutan manusia bukan dari kebenaran dan hal ini tidak di sukai oleh Tuhan dan banyak sekali gereja tidak menyadari itu, mereka akan terus menuntut banyak orang untuk beribadah dengan gaya mereka, cara mereka. Gereja tidak lagi menjadi penyembah-penyembah yang benar, tetapi mereka menjadi penyembah-penyembah dalam keberdosaan.

 

Ibadah Buatan Manusia

Kolose 2:23 Paulus menjelaskan bahwa ibadah buatan sendiri memang kelihatan penuh hikmat, di mata manusia ibadah semacam ini kelihatan sebuah kebenaran, menari-nari seperti Daud menari kelihatanya memang penuh dengan hikmat namun nyatanya Paulus mengatakan bahwa ibadah semacam itu hanyalah keinginan daging semata, hanya untuk memuaskan hidup duniawi.

 

Ibadah dengan rupa-rupa peraturan bukanlah sebuah kebenaran, bukanlah hasil dari manfestasi Roh Kudus melainkan ia berasal dari perbuatan daging, perbuatan daginglah yang bekerja sehingga begitu banyaknya rupa-rupa aturan yang muncul itu dan memang dianggap sebuah hikmat namun dimata Paulus ibadah semacam itu hanyalah untuk kepuasan diri sendiri.

 

Kolose 2:20 sudah seharusnya kita tinggalkan rupa-rupa peraturan tersebut, mengapa? Karena kita telah mati dengan Kristus bersama-sama dengan dosa kita, tapi gereja justru dengan bodohnya malah menjerumuskan diri dari rupa-rupa peraturan, ibadah yang penuh dengan tuntutan manusia daripada Roh Kudus.

 

Ajaran G*dI juga yang melarang jangan merokok, jangan konsumsi darah juga merupakan ajaran-ajaran manusia yang di tambah-tambahi, mereka sendiri para hamba Tuhan ketika mengajarkan jangan merokok mereka sadar kalau alkitab tidak melarang namun mereka terus dengan keras kepala menambahi aturan, jangan ini dan jangan itu. Aturan ini memang kelihatannya penuh dengan hikmat namun Paulus telah mengatakan bahwa ibadah ini hanyalah ibadah kedagingan. G*dI yang mengklaim dirinya di urapi Roh Kudus namun buah perbuatannya ialah perbuatan kedagingan, ibadahnya ialah kedagingan sungguh inikah ibadah?

 

Wahyu 22:18-21 telah memperingatkan kepada kita untuk tidak menambahkan firman Tuhan, apalagi mengurangi kebenaran firman Tuhan. Jika kita melakukan demikian maka kita akan di timpa malapetaka. Ulangan 4:2, Ulangan 12:32 juga dengan tegas mengatakan bahwa kita tidak boleh menambah-nambahi kebenaran firman Tuhan, kita tidak boleh mengurangi firman Tuhan. Tetapi yang saya lihat gereja sekarang ini dengan berani menambah-nambahi kebenaran firman Tuhan, apalagi slogan yang selalu saya dengar ialah “firman Tuhan selalu baru” dengan jelas sekali mereka ini senang sekali menambah-nambahi kebenaran firman Tuhan.

 

Penutup

Sangat disayangkan bahwa gereja sekarang beribadah dalam kedagingan karena mereka lebih mengandalkan ajaran manusia daripada ajaran Roh Kudus, dengan demikian maka matilah peran jemaat dalam beribadah seperti yang seharusnya terjadi, seperti yang di ajarkan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak