Image by Monika Robak from Pixabay
Pendahuluan
Efesus 4:11-16 menjelaskan bahwa jabatan kerohanian seperti rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar adalah jabatan rohani yang merupakan karunia yang di berikan oleh Kristus, tujuan di berikannya jabatan-jabatan rohani ini ialah untuk melayani, untuk membangun tubuh Kristus, apakah semua orang boleh menjadi seorang hamba Tuhan untuk melengkapi tubuh Kristus? apakah hanya kaum laki-laki saja yang boleh menjadi pelayan? bagaimana dengan kaum perempuan? bagaimana alkitab merespon persoalan seorang wanita sebagai gembala?
Pembahasan
Kalau kita merujuk kepada Perjanjian Lama perempuan digunakan dalam pelayanan, contohnya saja ada nabi-nabi perempuan, sebutan nabi untuk perempuan ialah nabiah, nabiah-nabiah tersebut adalah; Miryam (Kel. 15:20), Debora (Hak. 4:4), Hulda (2 Raj. 22:14, 2 Tawarikh 34:22), Noaja (Neh. 6:14) Hana (Luk. 2:36), jadi kalau kita melihat dalam perspektif Perjanjian Lama, kaum perempuan juga di pergunakan dalam pelayanan, untuk mengerti lebih dalam mengenai nabiah, saudara bisa klik di link ini (Nabiah)
Dalam Perjanjian Baru ada para rasul yang melayani gereja dan tidak ada kaum perempuan dalam jabatan rasuli. Mengapa demikian? mengapa dalam Perjanjian Lama perempuan di pergunakan dalam pelayanan sedangkan dalam Perjanjian Baru seorang rasul perempuan saja tidak ada?
Dalam beberapa sinode gereja sendiri kaum Hawa dilarang untuk menjadi seorang pendeta, mengapa terjadi larangan demikian? apakah larangan ini adalah sebuah kebenaran? atau larangan ini hanyalah tindakan gereja yang menyimpang? bagaimana jawaban alkitab terhadap permasalahan ini?
1 Timotius 2:11-12 Paulus memberikan pengajaran kepada Timotius mengenai peraturan-peraturan yang berlaku dalam persekutuan jemaat, di katakan bahwa Paulus melarang perempuan untuk mengajar, dan melarang perempuan untuk memerintah laki-laki, alasan Paulus melarang perempuan dalam pelayanan ialah karena ia mengingatkan kita terhadap dosa pertama, dosa yang dilakukan oleh Hawa. Hawa dalam dosanya ia begitu mudah sekali tergoda oleh Iblis, mungkin hal ini menjadi perhatian dari Paulus, Paulus tidak ingin hal ini terulang kembali, Paulus tidak ingin perempuan di goda oleh Iblis. Bayangkan jika ada seorang hamba Tuhan wanita lalu ia di perdaya Iblis dan kemudian ia juga memerdayai laki-laki bukankah peristiwa yang ada di taman Eden menjadi lingkaran setan bagi kita? mungkin alasan Paulus melarang kaum Perempuan menjadi hamba Tuhan ialah supaya hal ini dapat di cegah.
Pengajaran Paulus inilah yang menjadi landasan dari beberapa gereja tentang larangan kaum perempuan dalam pelayanan, jadi keputusan mereka bukanlah keputusan yang sembarangan, tetapi mereka mempertimbangkan aspek kebenaran firman Tuhan, mereka lebih memilih untuk mengikuti ajaran rasul Paulus ketimbang beberapa gereja yang mengizinkan perempuan untuk melayani.
Tags
gereja
