Image by Eugenio Albrecht from Pixabay
Pendahuluan
Pendeta adalah seorang hamba Tuhan yang di panggil Tuhan untuk melayani, untuk mengurus jemaat-jemaat Kristus, karena hamba Tuhan ini bisa siapa saja, maka ada banyak karakter-karakter hamba Tuhan yang bisa kita lihat, dan juga ada banyak hamba Tuhan yang mengklaim bahwa dirinya di urapi oleh Roh Kudus sehingga memiliki kuasa untuk melakukan mujizat di tengah-tengah jemaat, namun apakah benar mereka ini adalah hamba Tuhan yang berkuasa? atau mereka hanya mengaku-ngaku saja? jika mereka hanya mengaku-ngaku saja dan tidak terbukti bisa membuat mujizat saya hanya meledek saja dengan mengatakan pendeta superpower.
Isi
Pendeta adalah hamba Tuhan yang di karuniai Roh Kudus untuk melayani jemaat-jemaat Kristus di dunia ini. Efesus 4:7-16 menjelaskan bahwa kita telah di berikan kasih karunia, kasih karunia yang di maksud bukan mengenai keselamatan tetapi dalam ayatnya yang ke 11 di jelaskan apa yang di maksud dengan kasih karunia itu, di katakan bahwa; nabi, penginjil, gembala dan pengajar adalah karunia yang di berikan untuk melengkapi orang-orang kudus yaitu gereja, dan bertujuan untuk membangun tubuh Kristus, Jadi gembala memiliki tugas untuk membangun tubuh Kristus.
Gembala memiliki peranan penting dalam pembangunan tubuh Kristus, oleh karena itu seorang hamba Tuhan sendiri tidak boleh bercacat dalam hal kerohaniannya, hal ini kita bisa melihat mengenai syarat-syarat penilik jemaat, dan syarat diaken yang terdapat dalam 1 Timotius 3, seorang pelayan Tuhan tidak boleh ada dosa, ia harus bersih hatinya karena mereka ini ditugaskan untuk membangun tubuh Kristus (Efesus 4:7-16).
Jika memang ada hamba Tuhan yang mengklaim bahwa ia diurapi Roh Allah untuk mengadakan mujizat maka hendaklah ia melakukan hal tersebut untuk membangun tubuh Kristus, namun pertanyaannya apakah yang diklaimnya itu adalah suatu kebenaran atau suatu kebohongan? jika apa yang dia klaim adalah suatu kebenaran maka seharusnya hamba Tuhan yang di urapi dengan kuasa itu harusnya ia melakukan perbuatan-perbuatan mujizat pada masa pandemi, untuk apa? untuk membangun tubuh Kristus, kan itu tujuan dari adanya seorang gembala, gembala itu bertugas untuk membangun jemaat, namun mengapa mereka malah berdiam diri pada masa pandemi? bukannya jika mereka berhasil menunjukkan kuasa Allah pada saat itu justru akan ada banyak orang yang akan berbondong-bondong mengikut Yesus? mengapa mereka tidak mengambil peluang emas tersebut?
Apakah mereka takut akan penyakitnya? atau apakah mereka takut kebohongannya terbongkar? saya hanya berasumsi bahwa mereka takut kebohongannya terbongkar, dan menjadi malu di hadapan jemaat-jemaat Kristus.
Yang bikin saya jengkel terhadap hamba-hamba Tuhan semacam ini ialah mereka dengan berani meninggalkan gereja, meninggalkan jemaat pada masa-masa kesesakan, padahal tujuan adanya gembala ialah untuk membangun jemaat, tapi justru hamba-hamba Tuhan ini lari dari masalah, takut keluar untuk menghadapi pencobaan. Yang awalnya gembar-gembor minyak urapan dapat menyembuhkan, semuanya pada lari kepada vaksinasi, imannya ditinggalkan, minyak urapan tidak laku lagi. Yang awalnya percaya akan kesembuhan ilahi, justru hamba-hamba Tuhan tersebut meninggal karena penyakit covid-19. Yang awalnya menuduh jemaat "kamu tidak beriman" karena kesembuhan ilahi tidak terjadi justru hamba Tuhan yang meyakini itu malah meninggalkan iman tersebut. Karena pandemi minyak urapan, kesembuhan ilahi, dan jemaat di tinggalkan begitu saja oleh hamba-hamba Tuhan ini, padahal awalnya mereka begitu tegas berbicara mengenai minyak urapan, begitu lantang dalam meyakini kuasa kesembuhan ilahi, didepan mimbar dengan suara nyaring mengajak jemaat untuk rajin beribadah, namun pada saat pandemi covid-19 hamba-hamba Tuhan ini berbalik arah, ia meninggalkan minyak urapan dan beralih kepada vaksinasi, kuasa kesembuhan ilahi ditinggalkan, dan jemaat juga di tinggalkan.
Penutup
Pandemi covid-19 membuka mata rohani saya, dimana hamba-hamba Tuhan semacam ini sedang di telanjangi oleh virus yang menebar ketakutan di kalangan umat kristen. Ia membuka kebohongan demi kebohongan, kebohongan mengenai minyak urapan, terbukti minyak urapan di tinggalkan dan lebih memilih vaksinasi, doktrin kuasa kesembuhan ilahi di tinggalkan karena hamba Tuhan yang meyakini doktrin tersebut justru meninggal karena covid-19, tidak ada kuasa kesembuhan ilahi terjadi di kalangan hamba-hamba Tuhan, selama ini kita di tuduh oleh mereka, katanya kita tidak beriman makanya tidak sembuh, tapi sekarang kita melihat hamba-hamba Tuhan ini sendiri tidak memiliki pengalaman kuasa kesembuhan ilahi, akhirnya covid-19 membongkar kebohongan doktrin ini, virus ini telah menang, terhadap jemaat pun mereka berani meninggalkan mereka di tengah-tengah kesesakan, padahal di depan mimbar jemaat di ajar untuk menghadapi persoalan dengan iman, tapi mereka sendiri meninggalkan persoalan yang ada di depannya dan memilih untuk lari dari padanya.
Tags
Apologet
